FAITH NOTES – Rabu, 3 Desember 2025
Damai Sejahtera di Tengah Kekacauan
Pembukaan: Damai yang Dijanjikan dari Surga
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” — Lukas 2:14
Ayat ini sering kita dengar setiap kali Natal tiba. Malaikat menyampaikan berita besar: Juruselamat telah lahir, dan bersama-Nya datang damai sejahtera bagi dunia. Namun, jika kita melihat keadaan dunia hari ini — penuh dengan peperangan, ketakutan, konflik, dan kekacauan — mungkin kita bertanya: di mana damai itu sekarang? Jawabannya bukan terletak pada keadaan sekitar, tetapi pada kehadiran Kristus di dalam hati yang percaya.
Damai Sejahtera yang Bukan dari Dunia
Yesus sendiri berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu; damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia ini” (Yohanes 14:27). Dunia mendefinisikan damai sebagai ketiadaan konflik, tetapi Kristus menawarkan sesuatu yang jauh lebih dalam — kedamaian hati yang melampaui pengertian manusia. Damai ini tetap ada, bahkan ketika badai kehidupan datang menerpa.
Kekacauan Adalah Realita, Bukan Akhir
Tidak ada yang dapat menghindari kekacauan dalam hidup. Entah itu dalam bentuk krisis ekonomi, kehilangan, sakit, atau pertikaian. Namun, Alkitab tidak menjanjikan hidup yang bebas masalah; yang dijanjikan adalah kehadiran Tuhan di tengah masalah itu. Dalam setiap pergumulan, Kristus tidak selalu menenangkan badai di luar kita, tetapi Ia menenangkan badai di dalam hati kita. Di situlah damai sejahtera sejati ditemukan.
[FAITH NOTES] Nafas Kehidupan Orang Percaya
Kristus: Sumber Damai yang Menopang
Ketika Yesus lahir di kandang sederhana, dunia juga sedang dalam kekacauan — di bawah penjajahan, penuh ketidakadilan, dan ketakutan. Namun, di tengah kegelapan itulah terang sejati datang. Demikian pula dalam hidup kita: damai tidak ditemukan di tempat yang sempurna, tetapi di tengah kekacauan ketika Kristus hadir. Hati yang dipenuhi Kristus tidak akan mudah diguncangkan oleh keadaan.
Hidup dalam Damai yang Aktif
Damai yang dari Kristus bukan sekadar rasa tenang, tetapi kekuatan untuk berdamai dengan sesama, mengampuni, dan membawa keteduhan di mana pun kita berada. Dunia membutuhkan orang-orang yang hidup dalam damai Tuhan — bukan yang reaktif terhadap kekacauan, tetapi yang menjadi pembawa damai di tengahnya. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)
Menjaga Damai di Tengah Pergumulan
Untuk menjaga damai dalam hati, kita perlu tinggal dekat dengan Tuhan. Doa, firman, dan ibadah bukan sekadar kewajiban, tetapi saluran di mana damai Kristus mengalir dalam hidup kita. Setiap kali kita menyerahkan kekhawatiran kepada Tuhan, kita menukar kegelisahan dengan kelegaan, dan ketakutan dengan kepercayaan. Filipi 4:6-7 mengingatkan, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Penutup: Damai yang Tak Terhancurkan
Damai sejahtera dari Kristus bukan berarti hidup tanpa badai, tetapi hati yang tenang di tengah badai. Dunia mungkin berguncang, tetapi hati yang berlabuh pada Kristus akan tetap teguh. Mari kita sambut kembali kehadiran-Nya setiap hari — bukan hanya di musim Natal, tetapi dalam setiap waktu — agar kita dapat menjadi pembawa damai bagi dunia yang haus akan kasih dan ketenangan.
Amin.
Referensi Ayat:
• Lukas 2:14 – “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi…”
• Yohanes 14:27 – “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu…”
• Filipi 4:6-7 – “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu…”
• Matius 5:9 – “Berbahagialah orang yang membawa damai…”
• Mazmur 29:11 – “Tuhan memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.”
Ps. Bobby Soputan
