Become A Donor

Become A Donor
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Contact Info

12 William Street , Earlwood, Sydney, NSW, Australia, New South Wales.

(+61) 497 - 613 - 047

church@gpdiaustralia.org

FAITH NOTES: Nafas Kehidupan Orang Percaya

FAITH NOTES – Rabu, 26 November 2025

Doa: Nafas Kehidupan Orang Percaya

Pendahuluan: Doa sebagai Hubungan Pribadi dengan Tuhan

Doa bukan sekadar rutinitas rohani, tetapi nafas kehidupan bagi orang percaya. Melalui doa, kita berkomunikasi dengan Allah yang hidup — bukan hanya untuk memohon, tetapi juga untuk mengenal hati-Nya. Doa adalah sarana di mana manusia yang terbatas dapat bersatu dengan Allah yang tak terbatas. Seperti tubuh tanpa napas adalah mati, demikian juga kehidupan rohani tanpa doa akan kehilangan kekuatan dan arah.

Doa Bukan Sekadar Kata-kata

Banyak orang berdoa dengan mulut, tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Doa sejati bukan tentang panjangnya kata atau indahnya kalimat, melainkan ketulusan hati di hadapan Allah. Yesus sendiri mengingatkan, “Janganlah bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah…” (Matius 6:7). Tuhan tidak tergerak oleh retorika, tetapi oleh hati yang hancur dan rendah di hadapan-Nya. Doa adalah ungkapan kejujuran jiwa — saat kita datang apa adanya, tanpa topeng dan tanpa pura-pura.

Doa Mengubah Segala Sesuatu

Doa bukan hanya mengubah keadaan, tetapi juga mengubah hati orang yang berdoa. Ketika kita membawa pergumulan kepada Tuhan, mungkin situasi luar tidak langsung berubah, namun kita sendiri diperbaharui di dalamnya. Doa menenangkan hati yang gelisah, meneguhkan iman yang lemah, dan menumbuhkan kepercayaan kepada kedaulatan Allah. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16).

[FAITH NOTES] Dasar Kehidupan Orang Percaya

Doa dalam Kehidupan Yesus

Yesus adalah teladan tertinggi dalam kehidupan doa. Meskipun Ia adalah Anak Allah, Yesus sering menyendiri untuk berdoa. Ia berdoa sebelum memilih murid-murid-Nya, sebelum melakukan mujizat, bahkan sebelum menghadapi salib. Jika Yesus yang sempurna merasa perlu berdoa, apalagi kita. Kehidupan doa yang tekun membawa kita semakin serupa dengan Kristus dan memperdalam hubungan kita dengan Bapa di surga.

Doa Sebagai Ekspresi Iman dan Ketergantungan

Doa menunjukkan bahwa kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan percaya kepada Allah yang memegang kendali atas segala sesuatu. Orang yang beriman tahu bahwa jawaban doa bisa “ya,” “tidak,” atau “tunggu.” Namun dalam semua itu, kita percaya bahwa kehendak Tuhan selalu yang terbaik. Doa bukan cara untuk mengubah pikiran Allah, tetapi untuk menyelaraskan hati kita dengan kehendak-Nya.

Doa yang Tak Putus-putus

Rasul Paulus mengingatkan, “Tetaplah berdoa” (1 Tesalonika 5:17). Ini bukan berarti kita harus berlutut 24 jam sehari, melainkan hidup dalam kesadaran konstan akan hadirat Allah. Ketika hati kita senantiasa terhubung dengan Tuhan, setiap tindakan menjadi ibadah, dan setiap napas menjadi doa. Doa bukan hanya aktivitas rohani, tetapi gaya hidup orang percaya.

Penutup: Hidup dalam Kuasa Doa

Doa bukanlah pilihan tambahan bagi orang Kristen — doa adalah kebutuhan utama. Di tengah dunia yang sibuk dan penuh tekanan, doa menjadi tempat kita menemukan kekuatan, arah, dan kedamaian. Saat kita berdoa, kita mengundang kuasa surga turun ke bumi. Jadikan doa bukan hanya kebiasaan, tetapi gaya hidup iman yang membentuk karakter dan perjalanan rohani kita setiap hari.

Referensi Ayat:

                •             Matius 6:6 – “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi…”

                •             Yakobus 5:16 – “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”

                •             Filipi 4:6 – “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

                •             1 Tesalonika 5:17 – “Tetaplah berdoa.”

                •             Lukas 5:16 – “Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.”

Ps. Bobby Soputan